PuncakJayawijaya termasuk ke dalam tujuh puncak tertinggi di dunia bersama Gunung Mount Everest di Asia (8.848 mdpl), Gunung Kilimanjoro di Afrika (5.895), Gunung Elburs di Eropa (5.642 mdpl), Gunung Aconcagua di Amerika Selatan (6.962 mdpl), gunung Mckinley di Amerika Utara (6.190 mdpl), dan gunung Vinson Massif di Antartika (4.892 mdpl)
JalurPendakian Gunung Jayawijaya Nov 1, 2020. Wisata Gunung Jayawijaya Oct 16, 2020. Mendaki Gunung Arjuna melalui Tretes diakui menjadi jalur yang di bilang sangat
Jalanjalan ke Gunung Rinjani. Gunung Rinjani adalah salah satu gunung yang didambakan banyak pendaki di Indonesia karena keindahannya dan ketinggiannya (3726 Mdpl) menjadi kategori gunung tertinggi no.3 di Indonesia setelah Jayawijaya dan Kerinci. Bicara keindahan pastinya tiap gunung memiliki keistimewaan tersendiri namun bisa dibilang di
JalurPendakian "GUNUNG RINJANI" Rencana Yang Spontanitas : Waktu itu hari Jumat, tgl.11 Juni 1997. seperti biasanya mulai pukul 08.00 pagi sampai menjelang rehat sholat jumat, divisi marketing dikantorku mengadakan rapat evaluasi hasil kerja selama seminggu ini sambil membuat perencanaan kerja untuk minggu depan, kebetulan aku bertugas di
Puncakyang indah dengan panorama laut dan lembah yang memukau melawati berbagai jalur hiking. 7. Pendakian Gunung Jaya Wijaya – Papua Sumber Gambar:
GunungPantai Cermin[1],Salah satu gunung di Sumatera Barat dalam kawasan bukit barisan,Lokasinya di perbatasan Kabupaten Solok dengan Kabupaten Pesisir Selatan.Gunung ini belum banyak di daki orang,karena belum banyak yang mengetahuinya.Jalur pendakiannya dari Jorong Koto Tinggi, Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok.
. Sumber Gambar master_n_maestro instagram Gunung Jayawijaya dapat didaki melalui beberapa rute diantaranya adalah Jalur pendakian gunung jayawijaya melalui PT Freeport IndonesiaRute pendakian Gunung Jayawijaya melalui SugapaJalur Pendakian Gunung Jayawijaya melalui UgimbaJalur Pendakian Gunung Jayawijaya melalui SoagamaRute pendakian Gunung Jayawijaya melalui IlagaPendakian ke Gunung Jayawijaya menggunakan HelikopterJalur pendakian Menuju Puncak Gunung Jayawijaya Jalur pendakian gunung jayawijaya melalui PT Freeport Indonesia Sumber Gambar salmaysminia instagram Pendakian menuju Gunung Jayawijaya atau puncak Cartensz yang melewati kawasan pertambangan milik PT Freeport Indonesia ini sangat cepat dan hanya memakan waktu hitungan Jam Saja. Yang pertama para pendaki harus menuju ke Timika. Dari Timika pendakian Gunung Jayawijaya dilanjutkan dengan naik mobil selama 2 jam menuju ke Tembagapura, setelah sampai ke Tembagapura mendaki naik trem menuju Grasberg, dan dilanjutkan dengan naik mobil selama 20 menit menuju Bali Dump. Bali Dump ini merupakan batas akhir Wilayah kerja PT Freeport Indonesia, dan terakhir para pendaki harus jalan kaki selama kurang lebih 2 jam dari Bali Dump untuk sampai di Basecamp Danau Danau. Namun jalur ini sangat beresiko bagi kesehatan diakibatkan ketinggian kota Timika hanya beberapa ratus meter di atas permukaan laut, dan Basecamp Danau Danau yang berada di ketinggian 4261 mdpl. Para pendaki bisa terkena Accute Mountain Sickness atau AMS dikarenakan terdapat Perubahan ketinggian yang dialami oleh para pendaki secara mendadak, akibatnya pendaki akan terkena sakit yang di tandai dengan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, sesak napas, susah tidur dan lain sebagainya. Para pendaki disarankan untuk melakukan aklimatisasi terlebih dahulu dengan melakukan perjalanan secara bertahap. Perjalanan melalui PT Freeport memerlukan izin yang terlalu rumit karena jalur ini merupakan jalur khusus untuk para karyawan PT Freeport saja. Hanya para pendaki yang beruntung saja yang bisa melewati jalur PT Freeport ini. Rute pendakian Gunung Jayawijaya melalui Sugapa Sumber Gambar one_belajarcintaalam instagram Jika jalur pendakian Gunung Jayawijaya yang melalui PT Freeport hanya memakan waktu beberapa jam, namun lain halnya dengan jalur pendakian yang melalui Sugapa, jalur ini yang menuju Gunung Jayawijaya akan memakan waktu berhari-hari, serta memiliki resiko yang tidak se-ekstrim seperti jika melalui jalur PT Freeport. Jalur pendakian Gunung Jayawijaya ini memiliki perubahan ketinggian yang dialami pendaki secara perlahan namun akan memakan biaya yang lebih besar, hal tersebut akan terbayar dengan indahnya panorama pemandangan serta petualangan alam liar ala Jurassic Park yang bisa dinikmati para pendaki Selama perjalanan menuju puncak Gunung Jayawijaya . Sugapa adalah salah satu Kecamatan atau Distrik yang juga merupakan Ibukota dari Kabupaten Intan Jaya. Kabupaten ini memiliki 8 Distrik serta 97 Desa atau Kampung. Sugapa sebenarnya memiliki potensi destinasi wisata tersendiri karena alamnya yang indah. Kawasan ini dikelilingi oleh pegunungan yaitu pegunungan Bula Pigu, Mbulu – bulu Pigu, serta Jogo Pigu. Di Sugapa terdapat juga dua buah Lembah yaitu Lembah Dugindoga serta Lembah Kemadoga. Dan Selain itu terdapat juga sumber air panas, sungai yang bergaram, sungai yang biasa dimanfaatkan untuk olahraga arung jeram Seperti Sungai Wabu serta sungai Dogabu. Untuk pendakian Gunung Jayawijaya atau puncak Cartensz yang melalui Sugapa, yang pertama dilakukan oleh pendaki yaitu menempuh perjalanan menuju Timika atau Nabire. Perjalanan pendakian Gunung Jayawijaya kemudian dilanjutkan menuju ke Kelurahan Bilogai Distrik Sugapa dengan menggunakan pesawat Perintis menuju Bandara Bilogai. Sumber Gambar pre_flyingschool instagram Hal ini disebabkan karena belum adanya jalur darat yang menuju ke distrik tersebut. Setelah itu para pendaki bisa memilih melanjutkan perjalanan melalui Ugimba ataupun Soagama. Jalur Pendakian Gunung Jayawijaya melalui Ugimba Sumber Gambar doctorshare instagram Puncak Jaya terletak di distrik Ugimba masih berada di Kabupaten Intan Jaya. Perjalanan pendakian Gunung Jayawijaya menuju Ugimba dari Sugapa bukanlah hal yang mudah. Waktu tempuh yang diperlukan dalam perjalanan menuju puncak Gunung Jayawijaya membutuhkan waktu berjam-jam dengan berjalan kaki naik dan turun bukit, serta menuruni lembah yang dilintasi oleh sungai Kemabu yang aliran airnya cukup deras. Sumber Gambar doctorshare instagram Perjalanan dari sana dilanjutkan hingga nantinya sampai di New Zealand Pass. Setelah itu dibutuhkan waktu sekitar setengah hari dari New Zeland Pass untuk mencapai Basecamp Danau Danau. Jalur Pendakian Gunung Jayawijaya melalui Soagama Sumber Gambar redjt2701 instagram Penjelajahan pendakian Gunung Jayawijaya melalui jalur ini yaitu dimulai dari Sugapa, pendaki perlu naik mobil atau motor lalu berjalan kaki ke Desa Soagama yang berada di Distrik Hitadipa. Dari Soagama perjalanan pendakian Gunung Jayawijaya dilanjutkan menuju ke Camp Zambusiga yang terletak pada ketinggian 2181 mdpl, serta kemudian pendaki menuju ke Camp Inda Tsiga yang berada di ketinggian 3222 mdpl, setelah itu pendakian dilanjutkan menuju Ebay Camp yang berada di ketinggian 3580 mdpl, Nasidom Camp dengan ketinggian 3726 mdpl, setelah itu pendaki menuju ke New Zealand pass dan tiba akhirnya di Basecamp Danau Danau yang berada di ketinggian 4261 mdpl. Rute pendakian Gunung Jayawijaya melalui Ilaga Sumber Gambar yosinkogoya instagram Gerbang menuju puncak Gunung Jayawijaya selain melalui Sugapa di Kabupaten Intan Jaya, juga dapat dilalui melalui Ilaga Kabupaten Puncak. Kabupaten Puncak ini adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya baik dan terletak di sebelah timur Kabupaten Indah Jaya. Kabupaten Puncak sendiri terdiri dari 25 Kecamatan atau Distrik serta 206 Desa atau Kampung, dengan Ilaga sebagai Ibukotanya dan berada di ketinggian mdpl, menjadikan Ilaga menjadi Distrik tertinggi di Indonesia. Untuk mencapai ilaga para pendaki perlu menaiki pesawat kecil dari Timika atau Nabire menuju ke Bandara Ilaga selama 20 menit perjalanan. Sumber Gambar janejamlu instagram Jumlah intensitas penerbangan menuju Ilaga biasanya mencapai 20 kali penerbangan per hari tergantung dari kondisi cuaca serta ketersediaan armadanya. Dari Ilaga pendakian Gunung Jayawijaya dilanjutkan berjalan kaki melewati Desa Pinapa, lalu jalur pendakian Gunung Jayawijaya menembus hutan untuk kemudian sampai di Danau Larson, Danau Biru, New Zealand Pass, terakhir sampai di Basecamp Danau Danau, dengan total perjalanan diperkirakan mencapai 6 hari yang dimulai dari Ilaga. Pendakian ke Gunung Jayawijaya menggunakan Helikopter Sumber Gambar madiindah instagram Para pendaki yang akan melakukan pendakian Gunung Jayawijaya mempunyai opsi yang paling mudah karena untuk perizinannya tidak serumit melalui jalur Freeport, dan se sulit pendakian jalan kaki yang memerlukan perjalanan jauh serta memakan waktu berhari-hari yang menembus pekatnya hutan Papua yang dilalui para pendaki seperti pada jalur Sugapa atau Ilaga. Namun opsi ini masih jarang digunakan oleh para pendaki karena biaya yang dibutuhkan sangatlah mahal. Para pendaki pertama-tama harus mencapai Papua terlebih dahulu lalu melanjutkan perjalanan menuju kota Enarotali atau Timika. Dari kota tersebut bisa menggunakan helikopter untuk kemudian turun di Yellow Valley atau Lembah Kuning, ini merupakan suatu area yang berada setelah Basecamp Danau Danau. Jalur pendakian Menuju Puncak Gunung Jayawijaya Dari Basecamp Danau Danau, biasanya pendaki akan tinggal sejenak untuk aklimatisasi atau penyesuaian kondisi tubuh terhadap ketinggian dan memerlukan waktu selama beberapa hari. Sumber gambar titing_try instagram Dari Basecamp Danau Danau pendaki akan menuju kearah Yellow Valley atau Lembah Kuning. Yang normalnya pendakian dari lembah Kuning Menuju Gunung Jayawijaya menghabiskan waktu sekitar 8 jam pulang serta pergi, namun perlu diingat oleh setiap pendaki kondisi alam merupakan sesuatu yang tidak dapat diprediksi jadi perjalanan pendakian bisa lebih lama dari waktu yang di perkirakan. Setelah Lembah Kuning pendaki akan melewati area yang dinamakan Teras 1, Teras2, serta Teras 3 dan kemudian teras besar. Lokasi ini juga disebut sebagai teras besar karena memiliki area terbuka yang cukup luas. Setelah itu pendakian dilanjutkan dengan memanjat tebing vertikal menuju Summit Ridge. Sumber Gambar bedr_al instagram Pendakian dilanjutkan dengan melewati jurang yang perlu diseberangi dengan teknik Tyrolean sekitar 20 meter. Sumber Gambar alanwibowo instagram Para pendaki melanjutkan pendakian Gunung Jayawijaya dengan dua lagi celah selebar 5 sampai 10 meter. Setelah itu jika para pendaki beruntung barulah sampai ke Puncak Cartensz Pyramid. Sumber Gambar amridab instagram Kira-kira begitulah gambaran pendakian Gunung Jayawijaya atau yang lebih dikenal dengan Cartensz Pyramid dan kenapa perjalanan menuju Cartenz Pyramid memerlukan biaya yang cukup besar.
- I Wayan Widi Yasa 38, seorang Pemandu Gunung Agung Bali mengaku kaget ketika mendengar kabar adanya aturan pelarangan pendakian di seluruh gunung oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster. Kebijakan itu akan mematikan mata pencarian ia dan teman-temannya yang berprofesi sebagai pemandu atau guide wisata Gunung Agung. “Kami kaget. Wisata Gunung Agung menghidupkan ekonomi masyarakat yang hidup di kaki gunung. Kalau aturan dieksekusi, kami mau kerja apa?” kata Widi saat dihubungi reporter Tirto, Selasa 6/6/2023. Widi awalnya bekerja sebagai petani dan pengembala sapi di kaki Gunung Agung. Setelah usianya genap 16 tahun, ia memutuskan menjadi pemandu Gunung Agung jalur Pura Pasar Agung Sebudi. Ketika menjadi pemandu, Widi biasanya mengenakan tarif sebesar per hari dengan maksimal tiga tamu. Dalam sebulan, Widi bisa mengantongi Rp5 juta lebih dari jasanya sebagai guide. “Malah bisa dua kali lipat kalau lagi high season [libur panjang seperti lebaran]," ucap Sekretaris Forum Pemandu Pendakian Gunung Agung itu. Selain jasa guide, Widi juga menyediakan sewa alat gunung bagi para pendaki tenda, kompor, matras, sleeping bag, hingga sepatu. Dalam sekali sewa ia bisa menerima pendapatan sebesar Rp150 ribu. Dalam sebulan bisa meraup setidaknya Rp4 juta. “Pendapatan segitu kalau orang desa itu sudah besar pak. Karena kami makan dari hasil pertanian," ujarnya. Widi mengaku khawatir jika Gunung Agung akan ditutup, dirinya bingung harus bekerja apa lagi. “Kalau ternak sapi itu tunggu pas momen Iduladha saja baru kejual dapat uang. Kalau bertani pas panen saja. Tapi kalau guide kan bisa sehari langsung dapat," ucapnya. Kebijakan tersebut, kata dia, juga akan berdampak kepada teman-temannya yang menyediakan jasa pemandu pendakian. Pada jalur pendakian Pura Pasar Agung Sebudi saja, terdapat 39 kelompok. Jumlah jalur di Gunung Agung terdapat sembilan jalur dengan total 216 guide. Selain itu, penyedia jasa lainnya seperti porter pengangkut barang, penyedia jasa transportasi ke Gunung Agung, kelompok ojek gunung, warung makan, hingga tempat penginapan juga akan terkena dampaknya jika Gunung Agung akan ditutup. “UMKM yang jual oleh-oleh khas Gunung Agung juga akan terancam tutup,” kata juga Menilik Kembali Lemahnya Kinerja KPK & Perlunya Pimpinan Baru Polemik Harga Tiket Wisata Pulau Padar & Komodo Jelang KTT ASEAN Gunung Agung kembali erupsi kecil dan sesaat. Tinggi erupsi 2500 meter, pukul Wita. FOTO/PVMBG Ketua Umum Organisasi Pecinta Alam OPA Linggih Alam, Boyo 27 pun menilai aturan larangan mendaki gunung di Bali juga akan berdampak kepada para pendaki. Mereka yang memiliki hobi mendaki gunung, atau komunitas pecinta alam akan kecewa karena tidak lagi bisa naik gunung yang ada di Bali, terutama Gunung Agung yang menjadi primadona di daerah tersebut. “Kalau dilarang ya kurang setuju. Karena akan berdampak ke pendaki," kata Boyo kepada Tirto, Selasa 6/6/2023. Ia pun mendorong agar Pemerintah Provinsi Bali melakukan pertemuan untuk mendengarkan pendapat dan masukan dari para pihak terkait. Sebab, aturan ini akan berdampak terhadap banyak pihak. Sebaiknya, lanjut dia, berikan edukasi kepada para wisatawan yang ingin mendaki mengenai kode etik pecinta alam agar tidak lagi terjadi peristiwa yang melanggar norma. Misalnya aksi warga negara asing WNA yang melakukan aksi telanjang di puncak Gunung Agung. "Ya kalau buat aturan jangan saklek ditutup gitu gunungnya," ucapnya. Aturan Gubernur Koster melarang pendakian di seluruh gunung Bali tertuang dalam Surat Edaran Nomor 04 Tahun 2023 tentang Tatanan Bru Bagi Wisatawan Mancanegara selama di Bali. Isinya pelarangan masuk tempat suci atau disucikan seperti Pura, Pelinggih, kecuali untuk ritual keagamaan. Larangan ini mencuat setelah maraknya wisatawan mancanegara berulah di atas gunung, bahkan tak sedikit yang berfoto dalam posisi telanjang sehingga dinilai merusak kesucian gunung. Setiap kali wisatawan berulah di tempat-tempat suci atau sakral, pemerintah atau warga setempat akan langsung melakukan upacara pembersihan. Namun, itu tak efektif jika hal yang sama terus berulang, sehingga perlu aturan untuk mencegahnya. Koster pun akan menutup 22 Gunung yang ada di Pulau Dewata, antara lain Gunung Agung; Gunung Batur; Gunung Batukara; Gunung Lesung; hingga Gunung Merbuk. Aturan ini bukan hanya diberlakukan untuk wisatawan mancanegara saja, tetapi juga bagi wisatawan lokal maupun juga Manuver Jokowi di Balik Langkah Prabowo Maju Pilpres 2024 Siasat Perindo Gaet Gen Z Konvensi Rakyat, Gerobak UMKM & Media Seharusnya Buat Aturan Ketat Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali, I Wayan Puspa Negara menilai, rencana pelarangan mendaki gunung merupakan aturan yang aneh dan emosional Gubernur Koster semata. “Karena belum ada peraturan pelarangan mendaki gunung. Ini akan dinilai aturan yang nyeleneh oleh dunia. Kecuali terjadi bencana alam, gunung meletus," kata Puspa kepada Tirto, Selasa 6/6/2023. Ia mengatakan memang gunung itu merupakan tempat yang dianggap suci. Namun, tidak perlu dilarang untuk pendakian. Ia pun mencontohkan Gunung Kailash yang berada di pegunungan Himalaya, Tibet yang dianggap tempat suci oleh umat Hindu karena dipercaya sebagai tempat kediaman Dewa Siwa. Selain itu, di Indonesia juga banyak gunung yang merupakan tempat suci umat Hindu, seperti Candi Cetho yang terletak di kaki Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Gunung-gunung di Indonesia juga kerap kali menjadi tempat wisata religi bagi agama tertentu hingga kepercayaan penghayatan. “Gunung Everest juga disucikan, tetapi juga didaki oleh seluruh umat di dunia. Jadi gunung adalah objek pendakian dua hal, ada pendakian spiritual untuk kegiatan ritual, lalu kegiatan turisme," tuturnya. Tak hanya gunung, ia menuturkan terdapat tempat wisata lain di Bali yang dianggap suci, namun ramai dikunjungi wisatawan. Seperti sumber mata air Tirta Empul. Lalu sungai di Bali yang digunakan wisatawan untuk aktivitas rafting, tubing, hiking, dan sebagainya. Ia juga meminta kepada Gubernur Koster agar membatalkan rencana pelarangan mendaki gunung di Bali. Hal tersebut akan merugikan masyarakat setempat yang mencari nafkah hingga wisatawan yang memiliki hobi mendaki gunung. Jika Gubernur Koster akan membuat aturan pelarangan naik gunung karena ada wisatawan asing telanjang di puncak Gunung Agung, maka menurutnya itu keputusan yang salah. Seharusnya, kata dia, bukan pendakian gunung yang dilarang, tetapi tangkap pelakunya, lalu buat aturan yang ketat dan sesuai norma yang berlaku. “Kan sudah ada pepatah, kalau kita mau menangkapnya tikus, jangan lah lumbungnya yang dibakar. Cukup tikusnya saja yang ditangkap," ujarnya. Oleh karena itu, ia mendorong agar Gubernur Koster membuat peraturan yang dapat mengakomodir semua pihak. Seperti membuat peraturan yang ketat pendakian gunung di Bali, tetapi tetap menjaga kesuciannya. Misalnya peraturan yang tertulis oleh leluhur perihal boleh atau tidaknya untuk mendaki gunung dibuat, lalu dikembangkan dengan kondisi saat ini. Aturan tersebut dibuat dalam bentuk buku saku atau digital untuk bekal para pendaki. Setiap wisatawan wajib menggunakan pemandu yang tujuannya selain mendampingi, juga mengawasi agar pendakian menjaga norma dan tidak merusak kesucian gunung. Terjunkan juga perangkat daerah untuk mengawasi para tempat wisata agar tetap menjaga kesuciannya. “Jadi sekali lagi, buat aturan, jangan gunung malah dilarang. Kalau pelarangan ini benar, sama saja membantai penghasilan hajat hidup orang banyak,” kata dia. Wakil Ketua DPRD Bali, Tjok Gde Asmara Putra Sukawati meminta kepada Gubernur Koster agar tidak menutup gunung di Bali untuk pendakian. Agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan, ia meminta para pendaki menggunakan jasa pemandu lokal yang sudah tersertifikasi. “Sehingga pelarangan tersebut tidak perlu. Tapi dilarang kalau dia tidak bawa guide, itu guide lokal ya, karena mereka yang tahu aturan-aturan di wilayah tersebut, apa yang boleh dan tidak, kapan boleh mendaki dan tidak boleh," kata Asmara kepada Tirto, Selasa 6/6/2023. Politikus Partai Demokrat itu pun meminta para pemandu yang bekerja harus diorganisir agar tidak ada guide liar yang bisa membahayakan pendaki. “Para guide harus dibina, dilatih, tersertifikasi. Setelah mereka siap, gunung bisa dilakukan untuk pendakian," juga Menakar Solusi Pemerintah Soal Ketidakstabilan Harga Daging Ayam Efektivitas Penggunaan Dana Desa dalam Mengentaskan Kemiskinan Gubernur Bali I Wayan Koster kanan menyampaikan paparan disaksikan Wali Kota Bontang Basri Rase kanan saat menjadi pembicara pada Forum Kepala Daerah dalam rangkaian Global Platform for Disaster Risk Reduction GPDRR 2022 di BICC, Nusa Dua, Bali, Senin 23/5/2022. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nym. Koster Ngotot Meski Ramai Ditolak Gubernur Bali, I Wayan Koster tetap ngotot meski banyak pihak yang menolak pelarangan pendakian gunung di Bali. Bahkan, ia mempersilakan jika ada pihak yang melakukan gugatan ketika peraturan pelarangan pendakian gunung telah diterbitkan. “Oh silakan saja, haknya. Berbeda pendapat silahkan," kata Koster di Bali, Senin 5/6/2023. Koster mengatakan akan merekrut para pemandu pendakian di Gunung Agung dan Gunung Batur untuk menjadi tenaga kontrak penjaga gunung dan penjaga hutan. “Mengenai pemandu untuk pendaki gunung ini kita akan angkat menjadi tenaga kontrak penjaga gunung dan penjaga hutan,” kata Gubernur Koster usai mengikuti Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Senin kemarin. Dengan para pemandu pendakian tersebut diangkat menjadi tenaga kontrak, kata dia, pendapatan mereka justru lebih meningkat. “Kalau di situ pekerjaan semula pendapatannya tidak menentu," ujar Gubernur Koster. Ia menyampaikan jumlah pemandu pendakian di Gunung Batur yang beroperasi saat ini sebanyak 200 orang dan di Gunung Agung sebanyak 67 orang. Politikus PDIP itu pun menuturkan jika gunung merupakan kawasan suci, sehingga tidak diperbolehkan sebagai objek wisata. Dalam mengambil keputusan ini, Koster mengklaim telah mempertimbangkannya secara matang, baik dari aspek sosial, ekonomi, dan juga mengikuti arahan dari para tetua di Bali. Ia juga mengaku telah melakukan sosialisasi kepada tokoh-tokoh, jasa pemandu hingga pendaki Gunung Agung dan Batur perihal kebijakan tersebut. Pendapatan secara ekonomi dari kedua gunung favorit di Bali itu pun telah dihitung oleh Pemprov Bali. Pendapatan Gunung Agung dalam setahun kurang dari Rp100 juta, sementara Gunung Batur hampir Rp1 miliar. “Jangan kita korbankan oleh kepentingan pragmatis yang keuntungannya sangat kecil, bahkan mengorbankan hal besar. Ini yang saya pikirkan, tidak gegabah saya," ucapnya. Ia menyatakan jika tetap membiarkan gunung jadi tempat wisata, kesuciannya akan menurun. Hal itu akan berdampak pada daya tarik Bali menjadi menurun. “Kalau daya tarik menurun, maka logikanya adalah orang yang berkunjung ke Bali menurun. Karena orang ke Bali ini bukan hanya melihat keindahan alam. Kalau keindahan alam banyak di luar Bali," imbuhnya. Koster mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup LHK, Siti Nurbaya dan menteri lainnya perihal kebijakan pelarangan pendakian gunung ini. “Kami akan membuat perda, dan untuk ini, saya sudah bersurat ke menteri KLHK untuk melarang gunung sebagai objek wisata dan supaya tidak dilakukan lagi, saya sudah WA ke beliau dan beliau prinsipnya setuju," klaimnya. Sementara untuk nasib pemandu, Koster mengatakan, akan merekrut mereka untuk menjadi tenaga kontrak penjaga gunung dan penjaga hutan. Pemandu pendakian di Gunung Batur yang beroperasi saat ini sebanyak 200 orang dan di Gunung Agung sebanyak 67 orang. Dihubungi terpisah, Kadis Pariwisata Tjokorda Bagus Pemayun mengatakan, perda perihal pelarangan pendakian gunung di Bali saat ini masih digodok. “Misalnya di Gunung Batur mendaki tidak boleh, tapi masuk kawasan taman wisata boleh. Misalnya," kata Tjokorda kepada Tirto, Senin 5/6/2023. Ia mengklaim, Gubernur Koster akan memikirkan dampak ekonomi yang akan terjadi kepada pemandu wisata gunung, porter, penyewa peralatan, hingga UMKM. “Tentu beliau sebagai gubernur melihat rakyat beliau juga tentu akan diakomodir," kata juga Mendeteksi Potensi Kecurangan Pemilu & Apa yang Mesti Dilakukan Dampak Positif & Negatif Masa Depan AI dalam Dunia Pendidikan Sistem Teknologi Perbankan di Tengah Ancaman Serangan Siber - Sosial Budaya Reporter Riyan SetiawanPenulis Riyan SetiawanEditor Abdul Aziz
Gunung Jaya Wijaya yang membentang luas di tanah Papua dinobatkan sebagai puncak tertinggi di Nusantara. Gunung dengan ketinggian sekitar mdpl meter di atas permukaan laut dinobatkan sebagai atap pelindung Indonesia. Jaya Wijaya atau yang dikenal juga dengan sebutan Gunung Cartenz Pyramida berada di Provinsi Papua yang membentang luas hingga Papua Nugini. Terletak di pegunungan Barisan Sudirman Jaya Wijaya, wisata Puncak Jaya Wijaya memberikan pesona keindahan alam yang unik dan spektakuler. Salah satu keistimewaannya, salju tebal di puncak gunung ini. Jaya Wijaya juga merupakan satu-satunya gunung dengan puncak bersalju di Indonesia. Menjadi salah satu objek wisata yang jalurnya sangat ekstrem sekaligus menantang untuk dilalui, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki di Indonesia maupun di seluruh dunia. Selain beberapa pemaparan di atas, ada beragam fakta menarik lainnya dari Gunung Jaya Wijaya. Mari ketahui seperti dilansir dari berbagai sumber 9 Fakta Menarik Gunung Jaya Wijaya 1. Heinrich Harrer Orang Pertama yang Sampai di Puncak Gunung Jaya Wijaya Heinrich Harrer Orang Pertama yang Menggapai Puncak Jaya Wijaya YouTube Adalah Heinrich Harrer, seorang pria berkebangsaan Austria yang menjadi orang pertama mencapai puncak Jaya Wijaya Pada tahun 1962. Dibantu 3 anggota ekspedisi lainnya, yakni Russell Kippax, Bertus Huizenga dan Robert Philip Temple, Heinrich berhasil menaklukkan Jaya Wijaya. Artikel terkait 7 Gunung Tertinggi di Indonesia, Si Kecil Sudah Tahu? 2. Gunung Jaya Wijaya Memiliki Salju Abadi Memiliki Salju Abadi TripTrus Dengan status sebagai negara beriklim tropis karena dilintasi garis khatulistiwa atau garis lintang memanjang, membuat Indonesia mustahil dihiasi salju. Namun, salju dapat ditemukan di puncak Jaya Wijaya. Hal ini menjadikan Gunung Jaya Wijaya sebagai satu-satunya tempat bersalju di Indonesia. Artikel terkait 6 Wisata Alam Papua yang Wajib Masuk Wishlist Liburan, Cek! 3. Selain Salju, Ada Gletser di Puncak Gunung Ada Gletser di Puncak Gunung Cartenz Pyramid Berita Papua Tak hanya dilapisi salju, Gunung Cartenz Pyramid juga dilengkapi dengan gletser, yaitu lapisan es yang terbentuk akibat tumpukan salju selama puluhan tahun. Kondisi itupun memberikan sebuah keuntungan sebagai sumber persediaan air tawar untuk kawasan yang berada di sekelilingnya. Artikel terkait 7 Makanan Khas Papua yang Wajib Dicoba, Paling Unik Sampai Terpopuler 4. Asal-usul Nama Cartenz Asal-usul Nama Cartenz Katalog Wisata Nama Carstensz diambil dari cerita sejarah pada tahun 1623, saat pelaut Belanda, Jan Carstensz melihat puncak tersebut melalui teropong dalam pelayarannya melintasi pantai selatan Laut Arafura. Saat itu, Jan Cartensz disebut pembohong, hingga dinilai gila saat mengaku menemukan Gunung Cartensz Pyramid yang dilapisi salju di Indonesia. Kemudian, setelah 300 tahun berlalu, Jan Cartensz berhasil membuktikan omongannya. Gunung Jaya Wijaya yang dilapisi salju di bagian puncaknya telah terkenal ke seluruh dunia. 5. Gunung Tertinggi di Indonesia dan Benua Australia Gunung Tertinggi di Indonesia dan Benua Australia Berita Papua Dengan ketinggian puncaknya yang mencapai mdpl, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia, juga sebagai gunung tertinggi di benua Australia dan menempati urutan ke-2, setelah gunung Hkakabo Razi mdpl di Myanmar, dalam jajaran gunung tertinggi di Asia Tenggara. 6. Gunung dengan Dua Nama Gunung dengan Dua Nama Selain dikenal dengan nama Cartenz, Jaya Wijaya juga memiliki nama lain, yaitu Puncak Soekarno. Nama Puncak Soekarno diberikan pada gunung satu ini setelah pada masa pembebasan tanah Irian dari penjajahan. Hal itu dilakukan untuk menghormati presiden pertama di Indonesia. Lalu, dengan campur tangan politik, tepatnya pada masa pergantian orde lama ke orde baru pada tahun 1960-an, namanya diubah kembali menjadi Puncak Jaya Wijaya yang dipakai hingga saat ini. 7. Pendakian Gunung Jaya Wijaya Memakan Biaya Termahal di Dunia Pendakian puncak Cartenz disebut-sebut sebagai pendakian dengan biaya yang cukup mahal. Bahkan, lebih mahal dari puncak tertinggi di dunia, Mount Everest. Kelompok pendakian yang berisi lima orang di dalamnya harus membayar sekitar Rp55 juta per orang. 8. Masuk ke Dalam Seven Summits Masuk ke Dalam Seven Summits Banyak pendaki lokal dan mancanegara yang datang dan tertarik untuk mencapai Puncak Jaya Wijaya. Selain memiliki beragam keunikan, gunung satu ini juga masuk dalam Seven Summits, yaitu sebutan bagi gunung-gunung tertinggi dari tujuh benua di dunia. Namun, sampai saat ini, penetapan Gunung Jaya Wijaya sebagai seven summit ke-7 di dunia masih menjadi perdebatan bagi beberapa kalangan. Sebab, awal mula pencetusan World’s Seven Summit yang dicatat oleh Dick Bass mengacu pada gunung Kosciuzko sebagai anggota pada urutan ke-7. Sementara itu, pencetusan yang dilakukan oleh Reinhold mengungkapkan, seven summit dunia di urutan ke-7 adalah puncak Cartenz yang terletak di pegunungan Papua, dia berdalih bahwa pendakian di Jaya Wijaya memiliki jalur lebih terjal dan ekstrem dibanding pendakian di gunung Kosciuzko. Dan, pendapat Reinhold ini mendapat banyak dukungan dari para pendaki di pelosok bumi. 9. Gunung Jaya Wijaya akan Kehilangan Lapisan Salju Abadinya pada Tahun 2022 Gunung Akan Kehilangan Lapisan Saljunya pada Tahun 2022 Harian Massa Berdasarkan informasi dalam tulisan “10 gunung tertinggi di Indonesia” disebutkan, tanah Papua dahulu kala memiliki 3 gunung yang puncaknya dilapisi salju. Ketiganya adalah Puncak Mandala yang kehilangan saljunya di tahun 2003, Gunung Trikora yang kehilangan salju di tahun 1936 dan Gunung Jaya Wijaya yang masih memiliki salju hingga saat ini. Namun, laporan BMKG yang diterbitkan pada tahun 2016 menyebutkan, lapisan salju di Puncak Jaya Wijaya akan mencair sepenuhnya di tahun 2022. Laporan ini merujuk pada catatan pengukuran salju yang dilakukan secara rutin sebagai berikut Pada tahun 2010 ketebalan es mencapai 31,49 meter, pada tahun 2015 ketebalan salju menipis hingga 26,23 meter, pada tahun 2016 ketebalan salju semakin menipis hingga 20,54 meter dan prediksi akan menghilang di tahun 2022. *** Itulah 9 fakta menarik Gunung Jaya Wijaya yang sayang untuk dilewatkan. Gimana Parents, tertarik untuk mendaki gunung tertinggi di Indonesia dan Australia yang memiliki lapisan salju dan gletzer di puncaknya? Baca juga 10 Objek Wisata Indonesia yang Telah Dikenal Dunia 9 Kota Ini Ternyata Paling Panas di Indonesia, Ada Tempat Tinggal Parents? Gunung Piramid Kembali Memakan Korban, Seorang Pendaki Ditemukan Tewas Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
jalur pendakian gunung jaya wijaya